Kita mungkin
masih ingat dengan prinsip ekonomi dalam usaha/bisnis yang pernah diajarkan
sewaktu di bangku sekolah dulu “Modal
sekecil-kecilnya, Untung sebesar-besarnya”. Sebuah prinsip yang sederhana,
tetapi membutuhkan pemikiran dan persiapan yang matang. Kenapa? Karena dalam
sebuah usaha/bisnis kita dihadapkan dengan kepercayaan konsumen terhadap kita. Artinya,
kita boleh membuat atau menjual barang yang murah, tetapi mutu dan kualitas
barang tersebut dapat kita jamin, jangan sampai barang tersebut dapat merugikan
kita terlebih merugikan pihak konsumen.
Cara mudah untuk mendapatkan keuntungan
yang lumayan dalam membudidayakan ikan lele adalah dengan menekan biaya
operasional dalam membudidayakannya. Biaya operasional yang cukup besar dalam
membudidayakan ikan lele terletak pada biaya pakan.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa
kondisi ekonomi global sedang tidak menentu, terlebih lagi Indonesia yang telah
mengalami krisis ekonomi sejak tahun 1998, semua harga terus merangsek naik
hingga sekarang, termasuk juga harga pelet/pakan. Dahulu (awal tahun 2000-an) kita
masih dapat menjumpai harga pakan pelet khusus lele masih dikisaran Rp.
4000-Rp. 5000, tetapi sekarang harga pakan/pelet lele dikisaran Rp. 7.000-Rp.
8.000. (Kondisi ini semakin mencekik saya dalam membudidayakan ikan lele. Bayangka
saja biaya operasional untuk 1 kg ikan lele bisa mencapai Rp. 9.000-Rp.
10.000/kg sedangkan harga jual di tengkulak hanya Rp. 11.000/kg, belum lagi
ketika tingkat kematian tinggi dan juga pertumbuhan lele lambat, semakin
menyusutlah keuntungan yang diperoleh (ini berdasarkan pasaran harga lele dan
pakan di daerah saya dan merupakan pengalaman yang saya alami ketika
membudidayakan ikan lele, semuanya dijadikan sebagai bahan masukan dan
perbandingan bagi para pembaca).
Berbagai cara bisa kita lakukan
untuk menekan biaya operasional pakan, artinya selain memberikan pakan pelet
kita juga bisa memberikan pakan tambahan, seperti bangkai ayam, bekicot dan
lain sebagainya. Tetapi permasalahannya adalah apakah bahan baku pakan tambahan
itu akan selalu ada setiap waktu?
Sedangkan pakan
pelet khusus lele merupakan pakan baku wajib yang harus diberikan ke ikan lele,
karena dalam pakan pelet tersebut terdapat kandungan nutrisi gizi yang
dibutuhkan bagi pertumbuhan lele. Walaupun ikan lele dikenal sebagai pemakan
yang rakus dan apa saja bisa dia makan, tidak baik juga apabila kita sering
berganti-ganti pakan untuk dikonsumsi oleh ikan, hal itu akan menghambat laju
pertumbuhan ikan, ikan akan stres, karena kandungan nutrisi gizi dalam pakan
yang diberikan selalu berubah-ubah.
Menghadapi kondisi yang seperti itu,
akhirnya saya memberanikan diri untuk mencoba membuat pakan/pelet sendiri. Tentunya,
harga pakan yang saya buat jauh lebih murah dibandingkan dengan harga pakan
pelet toko buatan pabrik. Harga pakan/pelet yang saya buat berkisar Rp. 4.000 –
Rp. 5.000/kg, jauh lebih murah bukan?????
Dengan demikian
tentunya biaya operasional untuk pakan lebih bisa ditekan atau lebih murah, dan
tentunya kondisi tersebut membuat keuntungan semakin bertambah.
Proses pembuatan pakan sendiri ini,
telah saya lakukan dan telah di uji coba selama kurang lebih 2 tahun belakangan
ini. Tentunya dalam proses uji coba ini saya banyak menggali informasi mulai
dari sumber referensi buku, para pembudidaya lele dan tentunya orang yang
khusus membuat pakan untuk binatang ternak, dari situlah saya mengetahui
kandungan nutrisi gizi yang ada dalam masing-masing bahan baku pembuatan
pakan/pelet.
Kegiatan ini saya namakan The Secret
Project. Untuk tahu lebih jelasnya tentang informasi The Secret Project, saya
persilahkan para pembaca melihat tulisan The Secret Project dalam blog ini
asslkm wr wb. pak/mas.., kalo saya pingin membeli pakan buatan anda...caranya bagaimana
BalasHapusornag kayak gini omong doang!
BalasHapusPakannya dibuat dari apa?
BalasHapuskalo boleh mautanya nih, pakan ikan yang anda produks, apakah juga bisa diaplikasikan pada jenis ikan lainnya? ataukahmemang hanya khusus untuk lele saja?
BalasHapus